Kokoh, kuat, dan unik ada pada undak-undakmu
Sehingga keindahan menjadi pujian kini
melekat padamu
Samahu; kau tahu aku adalah kau.
Samahu; bagi orang asing aku adalah
kaum-mu.
Tahun ini inginku bercerita tentang
pengalamanku
mulai dari Sasi sampai Ur-Puti;
dari Waihuhu
di dusung pantai sampai di Hu’u
dusung di gunung.
Pijakan kakiku mengikutimu sampai terngiang
terus di perantauan.
Saudara kandungku ada di Peneu, Peway
Begitupula di Lousama, Louhatu,
Karena kakek Buyutku menitip pesan buat aku
dari Tutulepi “katong samua basudara”.
Yaitu satu persaudaraan dapa lia akang waktu Panama.
Aku terus mengikuti jejakmu Samahu
Terekam terus dalam periode kehidupan aku
Sejak dahulu menulis surat cinta pakai pena
dan kertas berwarna
Kini, aku telah memakai kanvas digital;
Dan surat cintaku terkirim dalam hitungan
detik.
Samahu terus berjalan;
Walaupun mereka bilang Metropolitan, Samahu
telah berada disana.
Samahu tidak pernah tertidur;
Meski banyak yang hampir tertidur dalam
pengaruh zaman
Dan Samahu tetap terjaga.
Di atas kanvas ini, aku mengungkapkan
penghargaanku.
Dengan jemariku, aku merangkai kata bertuah
atas hokmatmu.
Dan di balik lensa, aku menangkap
sudut-sudut indah dari keindahanmu.
Biarlah aku abadikan semuanya untukmu Samahu.
.